Dear, Papa ...
Ijinkan Dek Ami menulis lagi tentang Papa. Katanya, ingatan manusia itu terbatas. Mungkin apa yang dek Ami ingat sekarang, esok hari bisa terlupa. Ya, semoga jangan, tapi Dek Ami nggak mau melupakan tentang Papa.
Pa, tahukah Papa, jauh sebelum Papa masuk rumah sakit kemarin itu, Dek Ami sering nangis dalam kesendirian karena mendengar kabar Papa sakit.
Ibu bilang, kondisi Papa semakin lemah, mulai sulit bicara, diajak ngobrol kadang seperti orang linglung. Pedih sekali mendengar itu, Pa. Bahkan dulu, sebelum Papa pensiun tapi kita terpisah jarak, saat denger Papa sakit lututnya, hingga sholat pun harus sambil duduk, hatiku rasanya sedih Pa. Membayangkan Papa sakit, tanpa Dek Ami bisa berbuat apapun selain berdoa, dan menelepon untuk menunjukkan perhatian pada Papa.